Metode Pengembangan Perangkat Lunak - Evolusioner
Sebelumnya saya sudah membahas mengenai model prototype, RAD dan metode konvensional. Kali ini saya akan membahas mengenai metode pengembangan perangkat lunak model evolusioner. sebenarnya metode ini bisa di pisah menjadi 2 metode, tetapi beberapa referensi yang saya dapat menyatakan bahwa metode spiral dan incremental masuk ke dalam metode evolusioner. saya tidak akan membahas mengenai perbedaan kesepakan tetapi saya akan menjelaskan sedikit mengenai metode tersebut.
Metode pengembangan perangkat lunak model evolusioner adalah model iterative, ditandai dengan tingkah laku yang memungkinkan perekayasa perangkat lunak mengembangkan versiperangkat lunak yang lebih lengkap sedikit demi sedikit. Kebutuhan produk dan bisnis kadang-kadang berubah seiring dengan laju perkembanganya. Dalam situasi tersebut maupun lainya, perekayasa perangkat lunak membutuhkan sebuah model proses yang sudah dirancang secara eksplisit untuk mengakomodasi perkembangan produk sepanjang waktu. Model ini bukan termasuk metode pengembangan perangkat lunak klasik. Model evolusioner meliputi :
A. Model pertambahan
Metode pengembangan perangkat lunak secara incremental menggabungkan elemen-elemen model sekuensial linier (diaplikasikan secara berulang) dengan filosofi prototype iterative. Model ini memakai urutan-urutan linier di dalam model yang membingungkan, seiring dengan laju waktu kalender. Setiap urutan linier menghasilkan pertambahan, perangkat lunak “yang bisa disampaikan.” Contoh, perangkat lunak pengolah kata yang dikembangkan dengan menggunakan paradigm pertambahan akan menyampaikan manajemen file, editing, serta fungsi penghasilan dokumen pada pertambahan pertama, dan selanjutnya. Pertambahan pertama dapat disebut sebagai produk inti (core product).
Model ini berfokus pada penyampaian produk operasional dalam Setiap pertambahanya. Pertambahan awal ada di versi stripped down dari produk akhir, tetapi memberikan kemampuan untuk melayani pemakai dan juga menyediakan platform untuk evaluasi oleh pemakai.
Gb. Model Incremental
Perkembangan pertambahan, khususnya berguna pada staffing, tidak bisa dilakukan menggunakan implementasi lengkap oleh batas waktu bisnis yang sudah disepakati untuk proyek tersebut. jika produk inti diterima dengan baik, maka staf tambahan bisa ditambahkan untuk mengimplementasi pertambahan selanjutnya.
B. Model spiral
Awalnya diusulkan oleh Boehm (BOE88), adalah metode pengembangan perangkat lunak yang evolusioner, merangkai sifat iterative dari prototype dengan cara control dan aspek sistematis dari model sekuensial linier. Model yang berpotensi untuk pengembangan versi pertambahanperangkat lunak secara cepat. Model spiral dibagi menjadi sejumlah aktifitas kerangka kerja atau wilayah tugas, antara lain :
- Komunikasi pelanggan, tugas-tugas yang dibutuhkan untuk membangun komunikasi yang efektif diantara pengembang dan pelanggan.
- Perencanaan, tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mendefinisikan sumber-sumber daya, ketepatan waktu, dan proyek informasi lain yang berhubungan.
- Analisis resiko, tugas-tugas yang dibutuhkan untuk menaksir resiko-resiko, baik manajemen maupun teknis.
- Perekayasaan, tugas-tugas yang dibutuhkan untuk membangun satu atau lebih representasi dari aplikasi tersebut.
- Konstruksi dan peluncuran, tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mengkonstruksi, menguji, memasang (instal), dan memberikan pelayanan kepada pemakai (contohnya pelatihan dan dokumentasi)
- Evaluasi pelanggan, tugas-tugas untuk memperoleh umpan balik dari pelanggan dengan didasarkan pada evaluasi representasi perangkat lunak, yang dibuat selama masa perekayasaan, dan dimplementasikan selama masa pemasangan.
Metode pengembangan perangkat lunak spiral menjadi pendekatan yang realistis bagi perkembangan system dan perangkat lunak skala besar. Karena perangkat lunak terus bekerja selama proses bergerak, pengembang dan pemakai memahami, dan bereaksi lebih baik terhadap resiko dari Setiap tingkat evolusi. Model spiral menggunakan prototype sebagai mekanisme pengurangan resiko.
Model spiral membutuhkan keahlian penafsiran resiko yang masuk akal, dan sangat bertumpu pada keahlian ini untuk mencapai keberhasilan. Jika sebuah resiko tidak dapat ditemukan dan diatur, pasti akan terjadi masalah. Model ini membutuhkan waktu bertahun-tahun sampai kehandalannya bisa dipertimbangkan dengan kepastian absolute.
Metode Pengembangan Perangkat Lunak - Evolusioner
C. Metode pengembangan perangkat lunak model rakitan komponen
Model ini menggabungkan beberapa karakteristik model spiral. Bersifat evolusioner, sehingga membutuhkan pendekatan iterative untuk menciptakan perangkat lunak. Tetapi model ini merangkai aplikasi dari komponen perangkat lunak sebelum dipaketkan (kadang disebut kelas).
Aktivitas pengembangan perangkat lunak dimulai dengan identifikasi calon kelas. Dipenuhi dengan mengamati data yang akan dimanipulasi oleh aplikasi dan algoritma-algoritma yang akan diaplikasikan. Data dan algoritma yang berhubungan dikemas ke dalam kelas. Kelas-kelas tersebut disimpan dalam class library (tempat penyimpanan).
Aktivitas pengembangan perangkat lunak dimulai dengan identifikasi calon kelas. Dipenuhi dengan mengamati data yang akan dimanipulasi oleh aplikasi dan algoritma-algoritma yang akan diaplikasikan. Data dan algoritma yang berhubungan dikemas ke dalam kelas. Kelas-kelas tersebut disimpan dalam class library (tempat penyimpanan).
Model ini membawa pada penggunaan kembali perangkat lunak, dan kegunaan kembali itu memberi sejumlah keuntungan yang bisa diukur pada pengembangan perangkat lunak.
D. Model perkembangan konkruen
Representasi aktivitas dalam metode pengembangan perangkat lunak ini meliputi aktivitas analisis, bisa berada dalam salah satu dari keadaan-keadaan yang dicatat pada saat tertentu. Dengan cara yang sama, aktivitas yang lain (desain atau komunikasi pelanggan) dapat direpresentasikan dalam sebuah sikap yang analog. Semua aktifitas ada secara konkruen tetapi dia tinggal didalam keadaan yang berbeda. Model ini sering digunakan sebagai paradigma bagi pengembangan aplikasi klien/server.
Kenyataanya model proses konkruen bisa diaplikasikan ke dalam semua tipe metode pengembangan perangkat lunak, dan memberikan gambaran akurat mengenai keadaan tertentu dari sebuah proyek. Selain membatasi aktivitas perekayasa ke dalam sederetan kejadian, model proses juga mendefinisikan jaringan aktivitas.
Itulah sedikit penjelasan mengenai metode pengembangan perangkat lunak model evolusioner. semoga membantu untuk materi kuliahnya
salam dumay (^_^)
0 komentar:
Posting Komentar